Dari ujung tanah Aceh sampai tanah Papua, kita semua bersodaraa ~ . . .
Begitulah potongan syair lagu yang sering muncul di TV sebagai theme song kampanye salah satu bakal calon presiden 2014 nanti. Lagu yang mengingatkan saya pada momen beberapa bulan lalu ketika mendapat kesempatan berkunjung ke tanah Papua, tepatnya di Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat.
Kunjungan tersebut untuk melakukan serangkaian kegiatan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat. Perjalanan saya waktu itu tentu tidak sendiri, bersama tim yang berjumlah sekitar 12 orang.
Masih membekas jelas dalam angan, pertama kalinya kaki ini menginjak tanah Papua pada saat itu, tepatnya di Bandar Udara Dominique Edwar Osok, Sorong.
..... Jegerrrrr +#*_@......
Begitulah bunyi hentakan kaki saat menginjak tanah, sesaat setelah pesawat landing.
Meski telah sering melihat kondisi di sebagian tanah Papua melalui televisi, tentu observasi langsung memiliki nuansa yang jauh berbeda. Apalagi setelah melakukan perjalanan darat selama sekitar 5 jam melalui jalanan yang "curam-curam sedap" menuju Teminabuan, Sorong Selatan. Banyak hal-hal unik terungkap di wilayah Papua bagian barat ini.
Kepadatan penduduk yang rendah, jalanan bergelombang, dan kondisi alam yang mayoritas masih alami sempat menjadikan beberapa orang menjulukinya sebagai "jungle city". Memang di sana sebagian wilayahnya masih berupa hutan. Bahkan ketika kami melakukan perjalanan sering kali berhenti sejenak untuk memberi kesempatan pada hewan-hewan tertentu untuk menyeberang. Hewan yang dimaksud adalah seperti babi hutan, rusa dan biawak (yang sempat dijumpai).
Singkat cerita, setelah beberapa hari melakukan serangkaian kegiatan, tiba saatnya kami sejenak memanjakan diri untuk mandi di kali sekaligus survei kondisi mata air di sana. Kali Sembra. Begitulah sebutan sungai yang kami gunakan untuk mandi saat itu. Warga sekitar biasa mandi di sungai ini pada siang hari. Saat sore hari, kondisi di Kali Sembra konon sudah sangat sepi.
Kami berkunjung ke Kali Sembra pada H-1 menjelang kembali ke tanah Jawa keesokan harinya. Karena jadwal yang cukup padat, akhirnya kami baru sempat sampai di Kali Sembra sekitar pukul 17.15 WIT kala senja.
Suasana yang sepi diiringi rintik-rintik hujan menjadikan kondisi senja itu menjadi romantis disertai aroma magis. Memang beberapa hari sebelumnya kami sempat ke TKP saat grandtour pada siang hari.
Saat kami menceburkan diri di kali, Pak Rasyid dengan ketat mengawasi pergerakan kami di Kali Sembra, sepertinya dia merasa ada hal yang dikhawatirkan / was-was. Setiap kali ada yang berenang mendekati tikungan sungai, Pak Rasyid selalu menegur untuk tidak jauh-jauh dari area yang dekat dengan bibir sungai. Suasana makin terasa mencekam ketika gelap mulai menyelimuti Kali Sembra, waktu magrib pun tiba. Sesekali terdengar suara aneh. Ternyata itu suara Pak Felix sedang bernyanyi di tepi sungai.
Saat waktu menunjukkan pukul 18.05 akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi kegiatan mandi nan berenang di Kali Sembra. Kami pulang ke penginapan dengan perasaan yang cukup puas karena telah mencicipi segarnya mandi di Kali Sembra.
Sehari setelah itu, kami melakukan perjalanan darat dari Teminabuan menuju Kota Sorong dengan menyewa 3 mobil. Mobil yang kami tumpangi disopiri oleh Pak Andi, orang bugis yang sudah lama tinggal di Sorong-Sorong Selatan.
Saat perjalanan kami ngobrol ngalor ngidul tentang berbagai hal menyangkut kondisi di Sorong dan Sorong Selatan.Di tengah asyiknya obrolan, terjadi sepenggal percakapan yang bikin sedikit ngeri;
Pak Andi : Di Sorong Selatan udah main kemana aja Mas?
H (salah satu rekan saya) : Baru ke beberapa tempat sih Pak, kemarin terakhir ke Kali Sembra, mandi di sana. (ekspresi kalem)
Pak Andi : Yang bener Mas ke Kali Sembra? Mandi juga di sana?? (ekspresi terkejut)
H : Iya Pak, memangnya ada apa Pak? (ekspresi kepo)
Pak Andi : Kali Sembra itu ada buayanya besar Mas, biasanya buayanya muncul pas hari udah mulai remang-remang hampir gelap. Saya aja gak berani ke sana (ekspresi lega)
Saya dan teman-temin yang lain : GLEGGG!
Mantop Pak ceritanya...
ReplyDeleteTerimkasi sudah berbagi tentang daerah kami dan potensinya...
Salam dari Negeri Seribu Satu Sungai "Sorong Selatan"
Mantop Pak ceritanya...
ReplyDeleteTerimkasi sudah berbagi tentang daerah kami dan potensinya...
Salam dari Negeri Seribu Satu Sungai "Sorong Selatan"