Thursday, December 12, 2013

Numpang Mandi di Kali Sembra

Dari ujung tanah Aceh sampai tanah Papua, kita semua bersodaraa ~ . . .

Begitulah potongan syair lagu yang sering muncul di TV sebagai theme song kampanye salah satu bakal calon presiden 2014 nanti. Lagu yang mengingatkan saya pada momen beberapa bulan lalu ketika mendapat kesempatan berkunjung ke tanah Papua, tepatnya di Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat.
Kunjungan tersebut untuk melakukan serangkaian kegiatan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat. Perjalanan saya waktu itu tentu tidak sendiri, bersama tim yang berjumlah sekitar 12 orang.
Masih membekas jelas dalam angan, pertama kalinya kaki ini menginjak tanah Papua pada saat itu, tepatnya di Bandar Udara Dominique Edwar Osok, Sorong.

..... Jegerrrrr +#*_@......

Begitulah bunyi hentakan kaki saat menginjak tanah, sesaat setelah pesawat landing.
Meski telah sering melihat kondisi di sebagian tanah Papua melalui televisi, tentu observasi langsung memiliki nuansa yang jauh berbeda. Apalagi setelah melakukan perjalanan darat selama sekitar 5 jam melalui jalanan yang "curam-curam sedap" menuju Teminabuan, Sorong Selatan. Banyak hal-hal unik terungkap di wilayah Papua bagian barat ini.
Kepadatan penduduk yang rendah, jalanan bergelombang, dan kondisi alam yang mayoritas masih alami sempat menjadikan beberapa orang menjulukinya sebagai "jungle city". Memang di sana sebagian wilayahnya masih berupa hutan. Bahkan ketika kami melakukan perjalanan sering kali berhenti sejenak untuk memberi kesempatan pada hewan-hewan tertentu untuk menyeberang. Hewan yang dimaksud adalah seperti babi hutan, rusa dan biawak (yang sempat dijumpai).
Singkat cerita, setelah beberapa hari melakukan serangkaian kegiatan, tiba saatnya kami sejenak memanjakan diri untuk mandi di kali sekaligus survei kondisi mata air di sana. Kali Sembra. Begitulah sebutan sungai yang kami gunakan untuk mandi saat itu. Warga sekitar biasa mandi di sungai ini pada siang hari. Saat sore hari, kondisi di Kali Sembra konon sudah sangat sepi.
Kami berkunjung ke Kali Sembra pada H-1 menjelang kembali ke tanah Jawa keesokan harinya. Karena jadwal yang cukup padat, akhirnya kami baru sempat sampai di Kali Sembra sekitar pukul 17.15 WIT kala senja.
Suasana yang sepi diiringi rintik-rintik hujan menjadikan kondisi senja itu menjadi romantis disertai aroma magis. Memang beberapa hari sebelumnya kami sempat ke TKP saat grandtour pada siang hari.

Namun kala senja itu suasana berbeda jauh dibanding saat kami meninjau Kali Sembra beberapa hari sebelumnya. Untuk mandi pun kami merasa kurang nyaman dan pikir-pikir dulu. Akhirnya setelah berunding kami sepakat untuk mandi, meski dengan perasaan yang kurang enak. Kami ditemani Pak Rasyid dan Pak Felix, warga Teminabuan yang setia menemani kami saat melakukan kegiatan selama di sana.
Saat kami menceburkan diri di kali, Pak Rasyid dengan ketat mengawasi pergerakan kami di Kali Sembra, sepertinya dia merasa ada hal yang dikhawatirkan / was-was. Setiap kali ada yang berenang mendekati tikungan sungai, Pak Rasyid selalu menegur untuk tidak jauh-jauh dari area yang dekat dengan bibir sungai. Suasana makin terasa mencekam ketika gelap mulai menyelimuti Kali Sembra, waktu magrib pun tiba. Sesekali terdengar suara aneh. Ternyata itu suara Pak Felix sedang bernyanyi di tepi sungai.
Saat waktu menunjukkan pukul 18.05 akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi kegiatan mandi nan berenang di Kali Sembra. Kami pulang ke penginapan dengan perasaan yang cukup puas karena telah mencicipi segarnya mandi di Kali Sembra.
Sehari setelah itu, kami melakukan perjalanan darat dari Teminabuan menuju Kota Sorong dengan menyewa 3 mobil. Mobil yang kami tumpangi disopiri oleh Pak Andi, orang bugis yang sudah lama tinggal di Sorong-Sorong Selatan.
Saat perjalanan kami ngobrol ngalor ngidul tentang berbagai hal menyangkut kondisi di Sorong dan Sorong Selatan.Di tengah asyiknya obrolan, terjadi sepenggal percakapan yang bikin sedikit ngeri;

Pak Andi : Di Sorong Selatan udah main kemana aja Mas?
H (salah satu rekan saya) : Baru ke beberapa tempat sih Pak, kemarin terakhir ke Kali Sembra, mandi di sana. (ekspresi kalem)
Pak Andi : Yang bener Mas ke Kali Sembra? Mandi juga di sana?? (ekspresi terkejut)
H             : Iya Pak, memangnya ada apa Pak? (ekspresi kepo)
Pak Andi : Kali Sembra itu ada buayanya besar Mas, biasanya buayanya muncul pas hari udah mulai remang-remang hampir gelap. Saya aja gak berani ke sana (ekspresi lega)
Saya dan teman-temin yang lain : GLEGGG!

Friday, October 18, 2013

Pembagian Kapling Desa Sinduadi, Sleman

Sisa2 studio terakhir.
Terkadang sesuatu yang telah kita buat dengan susah payah justru tidak digunakan dan atau tidak ditampilkan. Hanya menjadi sebuah cerita nan pengalaman. Inilah studio. Inilah kehidupan :')

Monday, June 24, 2013

Lahir

Kamis, 20 Juni 1991 kala itu aku terlahir dan menghirup oksigen secara langsung di muka bumi untuk pertama kalinya. Dua puluh dua tahun berlalu, dan memang hidup ini penuh dengan dinamika. Susah-senang menjadi hal yang datang pergi silih berganti. Meski demikian, untuk hidup bahagia itu tidaklah sulit. Karena bahagia adalah pilihan.

whuuuuusssshh... (suara hembusan angin)

Kamis, 20 Juni 2013, tepat 22 tahun setelah aku dilahirkan. Kala itu terdengar dosen pembimbing skripsi berkata, "Selamat, Anda dinyatakan lulus".
Sungguh kado yang spesial di hari itu,

 
Alhamdulillah. terimakasih yg luar biasa untuk Ibu Bapak Kakak Adik dan seluruh keluarga serta sahabatku. Sangat berterimakasih pula pada Pak Sani, Pak Aris, Pak Bobi serta Pak Iwan

Terimakasih yak Emaknina dan Fandes yang telah menunggui selama sidang, dan juga surprise-nya  :)). oya mintul si bocah cilik tak ketinggalan. heheh

terimakasih pula untuk doa nan ucapan kawan-kawan sekalian,

Harapannya, di hari ini dan hari-hari seterusnya akan semakin baik dan berkah. Aamiin Ya Muhyii